Laman
- Beranda
- Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidana...
- Penulisan rujukan/sumber pustaka
- Teknik Presentasi Hasil
- Sistematika laporan
- Interpretasi hasil pengolahan data
- CARA PENGOLAHAN DATA EDP
- CARA PENGOLAHAN DATA MANUAL
- CARA PENGUMPULAN DATA
- Tahap-tahap pengolahan data
- PENGERTIAN
- Pengembangan Instrumen Penelitian
- VALIDITAS DAN RELIABILITAS
- PENGUKURAN
- WAWANCARA
PENGUKURAN
PENGUKURAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam Menyusun Karya Ilmiah maka diperlukan alat ukur yakni bertujuan
untuk memfokuskan hasil yang inin dicapai sang peneliti, adapun
karakteristik alat ukur yang harus diperhatikan peneliti adalah prinsip
validitas dan realibilitas. Validitas (kesahihan) menyatakan apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas (keandalan) adalah adanya
suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang
berbeda.
Pada pengamatan dan pengukuran observasi, harus diperhatikan beberapa
hal yang secara prinsip sangat penting, yaitu validitas, realibilitas,
dan ketepatan fakta/kenyataan hidup (data) yang dikumpulkan dari alat
dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
pada pengamatan/pengukuran oleh pengumpul data.
Dalam pengumpulan data, pada suatu penelitian, (fakta/kenyataan hidup)
diperlukan adanya alat dan cara pengumpulan data yang baik sehingga data
yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal (reliable), dan
aktual.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud prinsip Validitas dan reabilitas?
2. Apakah yang dimaksud pengukuran biopsikologis?
3. Bagaimana teknik pengumpulan data?
4. Skala – skala apa sajakah yang digunakan dalam pengukuran data?
5. Karakteristik metode pengumpulan data?
6. Masalah-masalah pada pengumpulan data?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP VALIDITAS DAN REABILITAS
a) Prinsip Validitas
Prinsip Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harys dapat
mengukur apa yang seharusnya di ukur.Misalnya bila kita akan mengukur
tinggi badan balita maka tidak mungkin kita mengukurnya dengan timbangan
dacin.Jadi validitas di sini pertama-pertama lebih menekankan pada alat
pengukur/pengamatan.
Ada dua hal penting yang harus di penuhi dalam menentukan validitas
pengukuran yaitu :
1. Relevan isi instrumen
Isi instrumen harus di sesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan
khusus) agar dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Isi tersebut
biasanya dapat di jabarkan dalam defenisi operasional.Misalnya,seorang
peneliti ingin mengukur tingkat pengetahuan klien tentang perawatan luka
pascaoperasi,maka instrumen yang harus ada adalah
pengertian,tujuan,alat-alat yang di perlukan,cara merawat luka,dan
akibat jika tidak di rawat.
2. Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran
Instrumen yang di susun harus dapat memberikan gambaran terhadap
perbedaan subjek penelitian. Misalnya,peneliti ingin meneliti “harapan”
subjek yang baru menikah di bandingkan dengan harapan subjek pasca
percobaan bunuh diri (tentamensuicide).
Pada perinsip ini ,peneliti harus mempertimbangkan kepada siapa
ia bertanya. Misalnya peneliti ingin mengamati kepuasan keluarga
terhadap pelayanan keperawatan. Peneliti harus bertanya pada keluarga
(termasuk suami, istri, dan anggota keluarga, yang lain) tentang
pelayanan keperawatan tersebut. tidak di perbolehkan hanya menanyakan
kepada suami dan istri saja. Bila peneliti mengukur kadar suatu sat atau
ukuran ( tinggi badan, berat badan, dll ), perlu dibuatkan petunjuk
cara pengukuran. Demikian juga kalau peneliti memakai alat pengumpul
data dengan kuesioner. Hal ini sebetulnya selain untuk mendapat data
yang valit, juga di pakai untuk mendapat data yang rediabel.
b) Prinsip Reliabilitas
Relibialitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi di ukur atau diamati berkali-kali dalam waktu
yang berlainan. alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama
memegang peranan yang penting alam waktu yang bersamaan. Perlu di
perhatika bahwa reliabel belum tantu akurat. Dam suatu penelitian non
sosial, reliabitas suatu pengukuran atau pun pengamatan lebih mudah di
kendalikan daripada penilitian keperawatan, terutama dalam aspek
psikososial. Biasanya, dalam penilitian non sosial sudah ada standar
internasional untuk pengukuran atau pengamatan. Misalnya perlu alat yng
andal untuk mengukur temperatur tekanan darah, dll.
Ada beberapa cara pengukuran yang dapat di pakai untuk melihat
relibialitas dalam pengumpulan data di bidang kedokteran, yaitu prinsip :
1. stabilitas : mempunyai kesamaan bila di lakukan berulang-ulang dalam
waktu yang berbeda,
2. eqiuvalen : pengukuran meberikan hasil yang sama pada kejadian yang
sama
3. homogenitas ( kesamaan ): instrumen yang dipergunakan harus mempunyai
isi yang sama.
Ketiga prinsip reliabilitas terasebut dapat dijelaskan seperti
berikut ini :
1. Dalam menanyakan suatu fakta / kenyataan hidup pada sasaran
penelitian harus memperhatikan relevansi pertanyaan bagi responden,
artinya menanyakan sesuatu yang di kenang responden.
2. Pertanyaan yang di ajukan harus cukup jelas berdasarkan kemampuan
responden. Ini penting mengingat tingkat intelektuaitas responde dan
penanya belum tentu sama. Untuk itu pewawancara perlu di latih dan di
samakan interprestasi pertanyaan antara peneliti da petugas pengumpl
data, sehingga petugas dapat menjelaskan secara rinci maksud dan tujuan
pengukuran atau pengamatan pada sasaran peneliti.
3. Perlu adanya suatu penekanan atau pengulangan, kadang-kadang peneliti
/ petugas dapat menanyakan satu pertanyaan dengan lebih dari satu kali
dalam waktu yang berbeda.
4. Standardisasi . peneliti memakai ukuran atau pengamatan yang sudah
distandardisasi keandalanya. Ini mudah dalam penelitian non keperawatan
dan non sosial, tetapi kurang tepat untuk penelitian keperawatan
mengingat masalah keperawatan yang terjadi pada klien lebih banyak di
temukan pada masalah-masalah klien yang berhubungan dengan psiko-sosial-
spiritual, selain juga ada paktor fisiologis.
B. PENGUKURAN BIOPISIOLOGIS
Pengukuran biopisiologis adalah pengukuran yang pergunakan pada tindakan
keperawatan yang berorientasi pada dimemsi fisiologi. Contoh,
pengukuran aktivitas dasar klien, perawatan kebersihan mulut, perawatan
dekubitus, infeksi kontrol sehubungan dengan pemasangan kateter, dan
perawatan treakostomi. meskipun pengukuran tersebut sangat sederhana,
untuk mendapatkan hasil yang valid membutuhkan waktu dan biaya yang
tinggi. Instrumen pengumpulan data pada fisiologis di bedakan menjadi
dua bagian yaitu:
1. In-vivo : Observasi proses fisiologis tubuh,tanpa pengambilan
bahan/spesimen dari tubuh klien. Misalnya pengukuran penurunan tekanan
darah pada penelitian pengaruh penggunaan tekanan darah pada klien
selama laparostomi.
2. In-Vitro : Pengambilan suatu bahan/spesimen dari klien.Misalnya
tingkat stres pada klien IMA laki-laki dan perempuan (pengambilan urine
untuk memeriksa kadar hormon stres:kortisol,kateklamin,dan penurunan
imun).
C. PENGUMPULAN DATA
a. Pengertian
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu
penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpula data bergantung pada
rancangan penelitian dan teknik instrumen yang di gunakan. Selama dalam
pengumpulan data, peneliti mempokuskan pada penyediaan subjek, melatih
tenaga pengumpul data, memperhatikan prinsip-prinsip paliditas dan
prebilialitas, serta menyelesaikan masalah- masalah yang terjadi agar
dapat terkumpul sesuai rencana yang telah di tetapkan. Merupakan cara
peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelititan.
Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan
data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Adapun bentuk-bentuk
pengumpulan data atau Alat ukur pengumpulan data sebagai berikut :
b. Metode Pengumpulan Data
a. Pengukuran Observasi: Tidak terstruktur dan terstruktur
Beberapa jenis masalah keperawatan memerlukan suatu pengamatan
atau observasi untuk mengetahuinya. Pengukuran tersebut dapat di gunakan
sebagai fakta yang nyata dan akurat dalam membuat suatu
kesimpulan.Jenis observasi dapat di bedakan menjadi dua,yaitu
terstruktur dan tdak terstruktur.
1. Tidak terstruktur
Pada pengukuran observasi ini peneliti secara spontan mengobservasi dan
mencatat apa yang dilihat dengan sedikit perencanaan. Metode observasi
ini meliputi penjelasan informasi yang lebih banyak dipergunakan untuk
menganalisis data secara kualitatif dari pada kuantitatif. Peneliti
(observer) pedoman sesuai pertanyaan penelitiantetapi peneliti tidak
hanya mengobservas pada hal –hal yang ada pada pedoman.
Pada [penelitian keperawatan biasanya peneliti ikut terlibat
sebagai peserta dalam suatu kelompok yang diobservasi. Pada jenis
penelitian partisipasi observasi penelti ikut terlibat secara penuh dan
berhubungan denga subjek khususnya terhadap kegiatan – kegiatan yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Contoh jenis pengukuran ini dapat
dilihat pada focus group discussion (FGD).
2. Terstruktur
Pengukuran observasi secara terstruktur berbeda dari jenis observasi
yang tidak terstruktur yaitu peneliti cermat mendefinisikan apa yang
akan diobservasi melalui suatu perencanaan yang matang.peneliti tidak
hanya mengobservasi fakta – fakta yang ada pada subjek, tetapi lebih
didasarkan pada perencanaan penelitian yangb sudah disusun sesuai
pengelompokannya, pencatatan, dan pemberian kode terhadap hal – hal yang
sudah ditetapkan.
Instrumen observasi :Checklist Rating Scale
Pada suatu pengukuran, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan
kategori sustem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi
suatu peristiwa dan perilaku dari subjek. Hal yang sangat penting pada
teknik pengukran dengan adanya sistem kategori adalah adanya definisi
secara hati – hati terhadap perilaku yang diobservasi.
b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara
langsung. Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit.
Dalam metode wawancara ini, dapat digunakan instrumen berupa pedoman
wawancara kemudian daftar periksa atau checklist.
1. Tidak terstruktur
Jenis pengukuran ini dapat di pergunakan pada penelitian deskriptik dan
kualitatip. Pertanyaan yang di ajukan mencakup permasalahan secara luas
yang menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi seseorang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menggalih emosi dan pendapat dari subjek
terhadap suatu penelitian.
Terdapat beberapa jenis pengukuran pada jenis wawancara ini :
a. Wawancara secara langsung tanpa adanya suatu topik khusus yang di
bicarakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengglih persepsi sabjek
sacara umumu tanpa adanya intervensi jawaban dari peneliti.
b. Focus intervew. Jenis ini dipergunakan oleh peneliti kepada subjek
yang mengunakan pertanyaan secara luas. Jenis pertanyaan biasanya
berhubungan dengan suatu dorongan agar subjek bersedia berbicara secara
terbuka, tidak hanya pertanyaan ya dan tidak.
c. Focus group discussion ( FGD ). Adalah suatu teknik penelitian
kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi ( perasaan,
pikiran ) berdasarkan pengamatan subjektif dari sekelompok sasaran
terhadap suatu situsi / produk tertentu.
d. Riwayat hidup. Jenis penelitian ini merupakan penjebaran tentang
pengalaman hidup seseorang.
e. Catatan kehidupan. Penelitian ini di gunakan untuk menanyakan kepada
subjek tentang kehidupan yang terjadi selama ini berdasarkan catatan
kehidupanya.
2. Terstruktur
Pengukuran wawancara terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan
adanya suatu kontrol dari pembicaraan sesuai dengan isi yang di inginkan
peneliti. Daftar pertanyaan biasanya sudah di susun sebelum di
wawancara dan di tanyakan secara urut. Untuk jenis wawancara terstruktur
yang lebih ketat, peneliti hanya di perkenankan bertanya apa adanya
sesuai dengan pertanyaan yang telah di susun. Jika responden tidak
jelas, peneliti hanya boleh mengulamg pertanyaan yang sama.
Tahapan penyusunan wawancra terstruktur meliputi (a)
menyusun pertanyaan,(b) pilot testing,(c) latihan,(d) persiapan,(e)
pengulangan,(f) recording.
c. Angket dan Kuesioner
Angket/kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan
beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya
besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia.
Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh
peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Angket terdiri
atas tiga jenis, yakni :
1. Angket terbuka atau tidak berstruktur yang memberikan kebebasan
responden untuk mengungkapkan permasalahan
2. Angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab
pada jawaban yang sudah ada
3. Checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi
pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan
jawaban dengan memberikan cek ( ) sesuai dengan hasilnya yang
diinginkan atau peneliti yang memberikan tanda ( ) sesuai dengan hasil
pengamatan.
Contoh :
1. Angket terbuka
Bagaimana pendapat saudara tentang pelayanan persalinan di rumah
bersalin ini?
..................................................................................................................................................................................................................................................
2.
Angket tertutup
Apakah saudara melakukan persalinan di rumah bersalin?
a. Pernah
b. Tidak pernah
Jika ya berapa kali?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. > 2 kali
3. Checklist
Pernyataan Y TS S SS
1. Pada usia 0-4 bulan bayi, saya memberi ASI saja
2. Saya memberikan ASI eksklusif pada kedua payudara secara bergantian
3. Saya menyusui tergantung kemauan bayi, kurang lebih jarak 3 jam
4. Dalam memberikan ASI eksklusif, saya usahakan sampai payudara kosong
5. Setelah menyusui, bayi selalu saya sendawakan
d. Dokumentasi
Merupakan metpode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang
berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar,
tabel atau daftar periksa dan film dokumenter.
e. Statistik (sensus dan survey)
Sensus atau survey adalah mencari data pada setiap orangatau sebagian
orang yang akan diamati atau diukur. Dalam pengumpulan data lebih
banyak digunakan survey karena dengan melakukan pengumpulan data melalui
survei biaya murah, waktu dan tenaga sedikit, dan data yang diperoleh
lebih terpercaya. Sedangkan kelemahan dari survey adalah data yang
diperoleh bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan
perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.
f. Tes
Tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan beberapa
soal ujian atau tes. Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam
melakukan tes di antaranya : tes kepribadian untuk mengetahui
kepribadian seseorang, tes bakat untuk mengetahui bakat seseorang, dan
tes sikap untuk mengetahui sikap seseorang
c. Tugas Peneliti Dalam Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatip dan kuantitatif, peneliti harus melaksanakan
lima tugas dalam proses pengumpulan data. Tugas tarsebut berhubungan
dan di laksanakan secara simultan, dengan kata lain tidak secara
berurutan. Tugas tersebut meliputi :
a. Memilih subjek
Subjek dapat di pilih selama proses pengumpulan data. Penentuan
pemilihan subjek bergantung pada rancangan penelitian yang di gunakan
peneliti. Peneliti harus mempertimbangkan paktor-paktor yang terjadi
selama proses pengumpulan data untuk menghindari terjadinya suatu bias
penelitian.
Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan subjek antara lain (1).
semakin meningkatnya perawat yang melakukan riset, sehingga jumlah
subjek juga terbatas, (2) melibatkan klien atau perawat sebagai subjek
berarti juga menjalin masalah bagi perawatan dan institusi, dan (3).
Klien di lindungi secara hukum dari berbagai kegiatan penelitian yang
mungkin dapat merugikan klie.
b. Mengumpulkan data secara konsisten
Konsep agar pengumpulan data dapat akurat adalah perlunya suatu
konsistensi. Kpnsistensi tersebut perlu untuk mempertahankan pola
pengumpulan data pada setiap tahap berdasarkan rencana yang telah di
tetapkan. Hal ini penting di lakukan agar tidak terjadi perbedaan hasil
antara waktu pengumpulan data yang satu dengan yang lainya.
c. Mempertahankan pengendalian dalam penelitian.
Tujuan pengendalian penelitian adlah untuk meminimalisasi terjadinya
bias pada hasil penelitian. Penelitian perlu memperhatikn dan
mengendalikan adnya variabe-variabel yang tidak di teliti tetapi
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang di telitih.
d. Menjaga integritas / paliditas penelitian
Mempertahankan kpnsistensi dan pengendalian selama pengumpulan
data berarti mempertahankn adanya suatu integritas atau faiditas
penelitian. Untu dapat melaksanakanya, peneliti harus cermat terhadap
adanya setiap perubahan atau upaya merubah suatu rencana yang telah di
tetapkan agar tidak terjadi ketidak sinambungan.
e. Memecahkan masalah
Masalah dapat di persepsikan sebagai suatu prustasi atau sebagai
suatu tantangan. Oleh karna itu, tugas yang terpenting dalam
pengumpulan data adalah menyelesaikan masalah – masalah yang terjadi.
Jalan yang biasa di tempuh untuk dapat menyelesaikan masalah dalam
pengumpulan data adalah perlu adanya orang lain untuk memberikan masuka
dan berdiskusi untuk mencari jalan keluar yang terbaik, agar tujuan
penelitian dapat di capai.
D. SKALA PENGUKURAN
Ketika Menyusun instrumen karya ilmiah maka harus mengetahui tentang
skala – skla pengukurun yang biasa di gunakan, agar instrumen dapat
diukur sesuai dengan permasalahan penelitian.
1. Skala Normal
Merupakan skala yang paling sederhana yang disusun sebagai pembeda atau
menurut jenis kategori, seperti jenis kulit ada putih, hitam, kuning;
angka 1,2,3, suku seperti maduru, Bugis,Sunda, dan lain-lain: agama
islam, Katolik, Hindu, Budha,dan lain-lain ; jenis kelamin, laki-laki
dan perempuan.
2. Skala Ordinal
Merupakan skala berjenjang ataau tingkatan,seperit kurang,cukup, baik ;
tingkat 1 , tingkat 2 ,tingkat 3; rendah , sedang, tinggil;, miskin,
sederhana, kaya; atau kepangkatan,dan ain-lain.
3. Skala Interval
Merupakan skala yang menunjukaan jarak antara satu data dengan data yang
lain yang memiliki bobot yang sama,tidak mempunyai nilai nol yang
mutlak, contohnya seperti temperatir yang atau suhu, dan lain-lain .
4. Skala Rasio
Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nol mutlak dan mempunyai jarak
yang sama sepetrti ukuran berat badan, umur, usia, manusia, jarak ,
panjang, dan lain-lain
Selain keempat skala pengukuran. Terdapat skala pengukuran dalam sikap
yang dikembangkan dari skalainterval, yakni ;
a. Skala Likert
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, persepsi seseorang tentang
segala atau masalah yanh ada di masyarakat atau yang di alaminya. Berapa
bentuk jawaban pertanyaan yang masyk dalam kategori skala likert adalah
sebagai berikut :
Pernyataan Positif Nilai
Sangat setuju : SS
Setuju : S
Tidak setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
Pernyataan S TS S SS
Apakah saudara memberikan ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan
Cara interpretasi dapat berdasarkan persentase sebagai berikut ini :
0% 25% 50% 75% 100%
STS TS S SS
Angka : 0 – 25 % : sangat tidak setuju (sangat tidak baik)
Angka : 26 – 50% : tidak setuju (tidak baik)
Angka : 51 – 75% : setuju (baik)
Angka : 76 -100% : sangat setuju (sangat baik)
b. Skala Guttaman
Skala guttaman’skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan
konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari
pertanyaan/ pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan
tidak setuju, benar dan salah. Skala ini pada umumnya dibuat cheklist
dengan interprestasi penilaian, apabila skor benar 1 dan apabila salah
nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala likert
Contoh :
Pernyataan Ya Tidak
Apakah saudara memberikan ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan
c. Skala Diferensial Semantik
Merupakan skala perbedaan semantic yang berisi pernyataan sikap
seseorang, yang memberikan jawaban rentang dari positif ke negatif.
Contoh :
Beri nilai sikap bidan dalam komunikasi selama menolong persalinan anda :
1. Sopan 5 4 3 2 1 Tidak sopan
2. Ramah 5 4 3 2 1 tidak ramah
3. Terbuka 5 4 3 2 1 tertutup
4. Menghargai 5 4 3 2 1 tidak menghargai
d. Skala Rating
Merupakan Skala sikap yang memberikan pernyataan dengan jawaban yang
berupa angka yang telah disediakan, yang hampir sama dengan skal likert
akan tetapi tersedia jawaban yang berupa interval angka.
Contoh:
Pernyataan S TS S SS
Apakah saudara memberikan ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan 1 2
3 4
f. Skala Thrustone
Merupakan skala yang memberikan sejumlah pernyataan kepada responden.
Responden diminta untuk memilih sebagian pertanyaan, kemudian di hitung
oleh peneliti sesuai dengan nilai yang telah di tetapkan.
Contoh ;
Merekrut calon bidan dengan 3 pernyataan dari 5 pernyataan yang sesuai
dengan presepsi saudara :
1. Saya memilih pekerjaan sebagai bidankarena ini adalah pekerjaan yang
mulia dan terhormat
2. Apa yang dibanggakan oleh seorang bidan bila gajinya hanya cuckup
saja
3. Kebahagian seorang bidan apabila berhasil menolong pasiennya
melahirkan dengan normal.
4. Semestinya gaji bidan lebih besar dari pegawai lainnya
5. Apakah bidan lebih muliah dari seorang perawat
E. KARAKTERISTIK METODE PENGUMPULAN DATA
Karakteristik metode pengumpulan terdiri dari beberapa dimensi,yaitu:
a. Struktur.
Pengumpulan data penelitian sering di susun berdasarkan struktur
tertentu,yaitu pengumpulan data yang benar-benar yang sesuai pada semua
objek.
b. Kuantitatif.
Data yang di kumpulkan pada penelitian kuantatif harus di susun
berdasarkan penghitungan sehingga dapat di analisis secara
statistik.Sebaliknya,data pada penelitian kualitatif dapat di analisis
secara kualitatif dapat di kumpulkan berdasarkan format narasi.
c. Obstrusiveness.
Pengumpulan data harus di dasarkan pada kemampuan suatu
objek.Pengumpulan data yang di ketahui oleh objek biasanya cenderung
memperoleh feedback yang tidak normal.Tetapi jika di laksanakan tanpa
pengetahuan subjek,maka akan berdampak terhadap masalah etika.
d. Objektif.
Pengumpulan data sebaiknya di laksanakan secara objektif,sejauh
mungkin menghindari unsur subjektivitas.Tetapi pada penelitian
sosial,pengambilan pada keputusan secara subjektif jauh lebih bermakna.
Pertimbangan dalam pemilihan tehnik pengumpulan data adalah :
a. Pertimbangan praktis, menyangkut aspek tenaga, ketrampilan waktu,
alat, prosedur, dana.
b. Pertimbangan ketelitian, menyangkut aspek reabilitas (tetap, ajeg,
stabil) dan validitas (ketepatan).
F. MASALAH-MASALAH PADA PENGUMPULAN DATA
Masalah-masalah yang akan di jumpai peneliti selama proses pengumpulan
data sangat bervariasi,tetpi pada prinsipnya dapat di bedakan menjadi
dua sumber masalah,yaitu masalah yang berasal dari subjek dan masalah
dari peneliti sendiri.
a. Masalah pada Subjek
1. Keterbatasan jumlah subjek
Peneliti mungkin menemui hambatan karena hanya sedikit jumlah subjek
yang tersedia atau mereka menolak untuk menjadi peserta.Kesalahan
tersebut terjadi karena peneliti kurang dapat memproduksi jumlah subjek
yang bermasalah.
2. Subject Mortality
Subjek mungkin setuju untuk menjadi responden akan taetapi salah dalam
pengisian ataupun tidak lengkap.ataupun beberapa subjek tidak ada di
tempat pada waktu wawancara yang kedua kalinya atau tidak mengembalikan
daftar isian dari kuesioner atau terganggu kesehatan sehingga ia di
kelurkan dari peneliti.Pada kesalahan ini mutlak bukan suatu
kesengajaan,tetpi suatu insiden.untuk tetap mempertahankan akurasi maka
peneliti harus melaporkan dalam hasil peneliti tentang masalah yang di
hadapi.
3. Subjek sebagai objek
Peneliti pada tahap pengumpulan data ini mungkin bersifat kurang sopan
ataupun menakut-nakuti sehingga isian ataupun jawaban yang di berikan
tidak sesuai dengan kehendak responden.Peneliti memperlakukan responden
sebagai objek dari subjek seperti halnya kita memperlakukan responden
sebagai orang yang membutuhkan perawatan.
4. Pengaruh dari luar
Semua jawaban dari subjek di pengaruhi oleh orang di sekitarnya ataupun
subjek di keluarkan oleh peneliti karena sang isteri atau suami pada
pertengahan peneliti tidak setuju menjadi responden secara mendadak.
5. Passive Resisten
Tidak adanya tanggapan yang baik dari tenaga kesehatan (dokter dan
perawat) lain terhadap riset yang kita laksanakan.Sehingga pengumpulan
data yang kita laksanakan tidak akurat.misal,seorang peneliti sedang
melakukan eksperimen dengan memberikan pengobatan pada kulit akan tetapi
perawat yang lain merasa bahwa tindakan tersebut akan mengganggu
kegiatan rutinitas,khususnya dalam hal mandi dll.
b. Masalah pada peneliti.
1. Interaksi
Peneliti kurang dapat melakukuan interaksi dengan baik kepada
subjek,sehingga informasi yang di terima dari subjek kurang akurat .
2. Kurangnya Keterampilan
Kurangnya keterampilan ataupun pengalaman dalam pengumpulan data
berdampak terhadap data yang di kumpulkan.Hal ini bisa di lihat pada
peneliti pemula yang biasanya hanya menekankan pada data-data yang di
liat tanpa adanya upaya untuk menggali/menghubungkan dengan data
lain.Sebenarnya di balik semua data yang di berikan terdapat informasi
yang sangat di perlukan untuk menjawab pertanyaan peneliti.
3. Komplik peran dari peneliti
Sebagai seorang peneliti kadang kita merasa seorng petugas di
lapangan,sehingga pada waktu melakukan pengumpulan data kita melakukan
intervensi keperawatan secara emosional.Akibatnya hasil yang kita
harapkan akan bias,karena kita terlalu dominan memengaruhi pendapat dari
klien(subjek).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karakteristik alat ukur yang harus diperhatikan peneliti adalah
validitas dan realibilitas. Validitas (kesahihan) menyatakan apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas (keandalan) adalah adanya
suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang
berbeda.
pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan I Instrumen
dalam mengumpulkan data.Instrumen harys dapat mengukur apa
yangseharusnya di ukur.Misalnya bila kita akan mengukur tinggi badan
balita maka tidak mungkin kita mengukurnya dengan timbangan dacin.Jadi
validitas di sini pertama-pertama lebih menekankan pada alat
pengukur/pengamtan.
B. SARAN
Dengan selesainya makalah ini kami sangat berharap kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami serta mengamalkan apa yang di peroleh
setelah membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : salemba Medika.
Hidayat, A.Aziz Alimun. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik penulisan
ilmiah.jakarta: Salemba Medika
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar